Senin, 25 Januari 2016

Magnum Opus


"Yang Mulia, seorang raja harus memerintah dengan berbagai cara. Yang terpenting ialah bahwa ia menyembunyikan kelemahannya, seperti seekor kura-kura menyembunyikan kepalanya. Sedikit berpura-pura tuli dan buta akan menolong karena tak ada gunanya seorang raja memberikan jika perintah itu tidak dapat dilaksanakan. Dan kalau dapat, bunuhlah musuh paduka, dengan kejam kalau perlu, atau bahkan anak laki-laki, sahabat, saudara, bapak, seorang guru, kalau memang harus demikian. Pada waktu marah, tersenyumlah. Bicaralah dengan lemah lembut. Lantas gempurlah, dan seranglah untuk membunuhnya. Lantas teteskan air mata kesedihan untuk korban paduka, unjukkan rasa dukacita yang penuh hormat jika dituntut berbuat demikian.
"Timbunlah kekayaan sedapat mungkin, dengan cara apa pun. Galah yang bengkok maupun galah yang lurus sama-sama dapat digunakan untuk menjolok buah dari pohonnya.
"Jangan sekali-sekali mempercayai seorang musuh. Sebarkan mata-mata di mana-mana : kuil-kuil, tempat-tempat menjual anggur, taman-taman untuk umum, di dalam rumah-rumah untuk para selir, di mana saja yang menjadi tempat berkumpulnya orang.
"Bertingkah lakulah seperti seorang nelayan : per-kaya diri dengan menangkap dan memeras lawan sampai telanjang.
"Bicaralah lemah lembut, tetapi simpanlah sembilu di dalam hati. Sembunyikan perasaan Yang Mulia di dalam kantung kulit; bersikaplah kejam seperti sebilah sembilu" Kata Kanika sang Perdana Menteri Hastinapura kepada sang Raja (caretaker) Destarastra. (epos Mahabharata dalam buku P. Lal, Mahabharata of Vyasa, (hh. 63-64).

"Kedudukan sebagai raja adalah kedudukan yang ter-hormat dan diperebutkan karena memberikan kepada orang yang memegang kedudukan itu segala kekayaan duniawi, dan juga kepuasan lahir dan batin yang luar biasa. Karena itu pula ia menjadi sasaran perebutan, dan jarang sekali dilepaskan dengan sukarela, sebaliknya, selalu di bawah paksaan. Perebutan membawa pada perjuangan dan peperangan, dan runtuhnya singgasana-singgasana. Kesemuanya itu tidak terjadi kalau tidak dengan solidaritas tinggi," Magnum Opus, Ibnu Khaldun.



Dikutip dari "Muhammadiyah dan pergulatan politik islam modernis" karya Hajriyanto Y. Thohari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar